Pintar Cari Istilah yang Enak Didengar
Pintar Cari Istilah yang Enak Didengar
WorldNews – Presiden terpilih Prabowo Subianto menyingung banyaknya akademisi yang menyebabkan istilah berkenaan perihal yang tak enak didengar supaya enak didengar. Salah satunya istilah orang miskin yang diganti menjadi aspiring middle class atau calon kelompok menengah kelas baru.
“Masih terlalu banyak rakyat kami yang berada didalam kondisi miskin, orang Indonesia ini senantiasa pandai nyari istilahnya yang enak di dengar, dia bukan miskin, dia pra sejahtera, dia sebenarnya adalah berharap meningkat ke kelas menengah, aspiring middle class, itu istilahnya itu, ilmiahnya itu, aspiring,” kata Prabowo di acara rakor legislatif PKB, Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (10/10).
Menurut Prabowo, istilah layaknya itu tak ada artinya jika belum menuju kelas menengah mirip saja tetap miskin. Dia pun lumayan heran dengan orang-orang akademis yang tidak blak-blakan.
“Dia berharap ke tingkat menengah, apa artinya jika dia berharap ke tingkat menengah, artinya dia belum ke tingkat menengah kan, artinya ya miskin,” ujarnya
“Pintar aja itu banyak orang orang akademis, mbok ya bilang miskin ya miskin,” selorohnya.
Prabowo mengakui sebenarnya istilah miskin tidak enak didengar. Tetapi, seorang pemimpin kudu berani memandang susah lalu mengatasinya.
“Nggak enak (didengar), tapi kami sebagai pemimpin, kami kudu berani memandang itu, kami kudu berani memandang kesulitan, bagaimana kami atasi tetap banyak anak-anak yang lapar berangkat ke sekolah tidak makan pagi, ini kudu kami atasi sekarang, hari ini, semua anak anak terhitung yang di pesantren,” pungkasnya.
Hapus Kemiskinan, Prabowo Subianto Ajak Orang Kaya Bantu yang Miskin
Calon Presiden (Capres) no urut 2 Prabowo Subianto berkomitmen untuk menghapus angka kemiskinan di Indonesia. Salah satu strateginya, dengan mengajak kelompok kaya untuk bahu membahu membantu yang miskin.
Hal itu ditegaskan Prabowo Subianto didalam sesi kampanye akbar di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta terhadap Sabtu, 10 Februari 2024.
“Kita semua bakal memilih jaman depan anak-anak kami dan cucu-cucu kita. Prabowo-Gibran dan Koalisi Indonesia Maju berjuang untuk menyingkirkan kemiskinan dari bumi Indonesia,” ujar Prabowo.
Dalam mengusung misi tersebut, ia mengambil cara untuk melanjutkan apa yang sudah dibangun oleh para pendiri negara. Nama-nama layaknya Bung Karno, Bung Hatta dan Sutan Syahrir pun disebut peranan mengapresiasi apa yang sudah mereka bangun untuk Indonesia. Tak lupa terhitung kepada para pemimpin dan presiden-presiden setelahnya.
“Kita berterimakasih kepada Presiden Soeharto, Presiden BJ Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan kami terhitung berterimakasih ke Presiden Joko Widodo,” ungkapnya dengan suara penuh semangat.
Lebih lanjut, Pranowo terhitung tidak dambakan Indonesia konsisten diadu domba dan dibohongi oleh bangsa asing. Menurut dia, NKRI ke depan kudu menjadi negara hebat dan punya rakyat yang makmur.
“Karena itu, kami kudu memelihara kerukunan, persatuan, kondisi kerjasama saling membantu, saling mendukung. Yang kuat mengangkat yang lemah, yang kaya membantu yang miskin, yang pandai mengajar yang belum pintar. Baru Indonesia bakal menjadi negara yang hebat,” tuturnya.
KSP Harap Program untuk Warga Miskin Diteruskan di Pemerintahan Prabowo
Plt Deputi II Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Abraham Wirotomo tekankan tetap ada pekerjaan sambungan untuk menegaskan masyarakat bisa senantiasa menikmati program-program dari pemerintah, khususnya, kelompok rentan dan miskin.
Dia pun berharap pekerjaan selanjutnya bisa diteruskan di pemerintahan Presiden Terpilih, Prabowo Subianto.
“KSP berharap kerja-kerja baik yang belum selesai bisa diteruskan untuk masyarakat,” kata Abraham dikutip dari siaran persnya, Senin (7/10/2024).
KSP memaparkan capaian kerja dengan antar kementerian/lembaga di jaman pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Mulai dari, prevalensi balita stunting dan angka kematian ibu mengalami penurunan secara gradual, angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrim menurun, hingga perluasan akses pendidikan tinggi dengan bantuan KIP Kuliah Merdeka dan beasiswa afirmasi pendidikan tinggi yang menjangkau lebih dari 10 kali lipat penerima bantuan dibanding terhadap th. 2010.
“Capaian ini tidak lepas dari kontribusi beraneka program pemerintah, terhitung di antaranya janji presiden yang terkait dengan bantuan sosial dan jaminas sosial” jelasnya.
Menurut dia, sinergi dan komitmen semua kementerian dan instansi negara terlalu perlu didalam menegaskan hak-hak masyarakat atas kesehatan, pendidikan, pemberdayaan perempuan dan bantuan anak bisa tersampaikan.
Hal ini, kata dia, tunjukkan bahwa negara tidak dulu abai didalam menaikkan mutu sumber energi manusia hingga siap menghadapi Indonesia Emas 2045.
“Pengawalan program pemerintah melalui Sistem Monitoring dan Evaluasi terlalu efektif membantu kementerian/lembaga untuk mewujudkan visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden,” mengetahui Abraham.
Pergantian Jokowi ke Prabowo
Presiden Joko Widodo merasa menjabat sejak 20 Oktober 2014. Saat Pilpres tersebut, Jokowi terpilih sebagai presiden dengan pasangannya, Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Dalam Pilpres 2019, Jokowi ulang terpilih untuk jaman jabatannya yang kedua. Kali ini, Presiden Joko Widodo didampingi oleh Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin. Keduanya dilantik terhadap 20 Oktober 2019 untuk jaman jabatan hingga 20 Oktober 2024.
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka bakal dilantik sebagai presiden dan wakil presiden terhadap 20 Oktober 2024. Prabowo dan Gibran sukses memenangi Pilpres 2024.