Penyidik Dalami Metrik Ton Batu Bara Rita Widyasari
Penyidik Dalami Metrik Ton Batu Bara Rita Widyasari

World News – Ahmad Ali (AA) selaku Wakil Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila (PP) yang juga politikus Nasdem berinisiatif menemui penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Banyumas terhadap Jumat (7/3/2025).
Menurut Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika, kedatangan Ahmad Ali bersama penyidik di Banyumas adalah didalam rangka berikan info sebagai saksi masalah gratifikasi dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) memproduksi batu bara di wilayah Kutai Kartanegara (Kukar) yang menjerat mantan Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari (RW).
“Saudara AA kemarin dimintakan keterangan, kemarin ya atau hari Jumat ya, dimintakan info berkaitan pengetahuannya seputar penerimaan metrik ton (batu bara) oleh tersangka RW,” kata Tessa kepada awak media, seperti dikutip Selasa (11/3/2025).
Tessa tunjukkan selagi ini hasil info masih di pihak penyidik. Karenanya, berkaitan bantahan atau argumen siapa pun soal masalah ini, KPK mempersilakan saja dan selamanya menegaskan bekerja cocok bersama koridor hukum dan alat bukti.
“Ya, seluruh pihak dapat menambahkan pernyataan, argumentasi maupun opini. Yang jelas, penyidik bakal mendalami memanggil saksi-saksi berdasarkan alat bukti yang ada,” mengetahui Tessa.
Sesuai Aturan
Tessa menegaskan, KPK tidak bermain opini pun argumentasi. Sebab penyidik bekerja cocok bersama keputusan yang berlaku dan melaksanakan klarifikasi bagaimana pengetahuannya berkaitan perkara berikut maupun alat bukti yang telah dilakukan penyitaan.
“Nanti bakal bakal ditanyakan apakah yang terkait mengetahui dan bakal diminta untuk mengatakan tersedia keterlibatan didalam perkara berikut atau tidak,” Tessa memungkasi.
Penggeledahan
Diberitakan sebelumnya, KPK telah sempat menggeledah kediaman Nasdem Ahmad Ali terhadap Selasa (4/2/2024) siang. Usai penggeledahan berikut KPK mengambil sejumlah uang dan juga valas. Namun berkaitan jumlah, KPK belum memberikan detilnya gara-gara masih ditangani penyidik.
“Jumlah belum ada, tapi paduan rupiah dan valas, penyidik belum menambahkan Info lebih lanjut. Kalau telah tersedia Info dari penyidik bakal dikabari,” ujar Tessa di Gedung KPK, Selasa (4/2/2025).